Selasa, 27 Januari 2015

Lux Meter Alat Pengukur Cahaya

Alat ukur cahaya (lux meter) adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linier terhadap cahaya. Semakin jauh jarak antara sumber cahaya ke sensor maka akan semakin kecil nilai yang ditunjukkan lux meter. Ini membuktikan bahwa semakin jauh jaraknya maka intensitas cahaya akan semakin berkurang  Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital yang terdiri dari rangka, sebuah sensor. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya.
Disimpulkan :
  1. Lux meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat.
  2. Luxmeter terdiri dari sebuah sensor dengan sel foto (photo diode), dan layar panel.
  3. Prinsip kerja dari lux meter  adalah mengubah energi dari foton menjadi elektron. Idealnya satu foton dapat membangkitkan satu elektron. Cahaya akan menyinari sel foto yang kemudian akan ditangkap oleh sensor sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap  oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin besar.


INTERFERENSI CAHAYA

Interferensi adalah penjumlahan superposisi dari dua gelombang cahaya atau lebih yang menimbulkan pola gelombang yang baru.Interferensi merupakan gejala superposisi gelombang.Interferensi cahaya selain dapat bersifat membangun (konstruktif), juga dapat bersifat merusak (destruktif). Interferensi  konstruktif  terjadi  jika  kedua  gelombang mempunyai  fasa  yang  sama  sedangkan  interferensi destruktif  terjadi  jika  kedua  gelombang  mempunyai beda fasa sebesar π. Pada interferensi dihasilkan sehingga gelombang baru (gelombang resultan) yang merupakan penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Gelombang resultan memiliki amplitudo maksimum.




Beda  fasa  dua  gelombang  yang  bersuperposisi  di  suatu  tempat  dapat  terjadi  karena  perbedaan  jarak tempuhnya meskipun pada sumbernya keduanya sefasa.


Bila  beda  fasa  dua  gelombang  di  suatu  tempat  terjadi  karena  perbedaan  panjang  lintasan  yang  ditempuh  oleh masing-masing gelombang, maka


Agar interferensi konstruktif/destruktif dapat terjadi terus  menerus  di  suatu  tempat,  maka  sumber-sumbergelombangnya  harus  menghasilkan  gelombang  yang koheren.Dua  gelombang  dikatakan  koheren  jika  beda  fasanya tetap.


Cahaya  juga  merupakan  gelombang  (yaitu  gelombang EM)  sehingga  prinsip superposisi linear  juga  berlaku pada  cahaya.    Fenomena  interferensi  (konstruktif  dan destruktif) juga dapat ditemui pada gelombang cahaya.
Interferensi cahaya bisa terjadi jika ada dua atau lebih berkas sinar yang bergabung. Jika cahayanya tidak berupa berkas sinar, maka interferensinya sulit diamati. Interferensi cahaya sulit diamati karena dua alasan
1. Panjang gelombang cahaya sangat pendek, kira-kira 1% dari lebar rambut
2. Setiap sumber alamiah cahaya memancarkan gelombang cahaya yang fasenya sembarang                       (random) sehingga interferensi yang terjadi hanya dalam waktu sangat singkat.
Interferensi terjadi jika terpenuhi dua syarat berikut ini:
1.    Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama.
2.    Kedua gelombang cahaya harus memiliki beda fase, frekuensi dan amplitude yang hampir sama.
Untuk menghasilkan pasangan sumber cahaya kohern agar dapat menghasilkan pola interferensi adalah :
1.    Sinari dua (atau lebih) celah sempit dengan cahaya yang berasal dari celah tunggal (satu celah). Hal ini dilakukan oleh Thomas Young.
2.    Dapatkan sumber-sumber kohern maya dari sebuah sumber cahaya dengan pemantulan saja. Hal ini dilakukian oleh Fresnel. Hal ini juga terjadi pada pemantulan dan pembiasan (pada interferensi lapisan tipis).
3.    Gunakan sinar laser sebagai penghasil sinar laser sebagai penghasil cahaya kohern.
     Jadi, interferensi cahaya tidaklah senyata seperti interferensi pada gelombang air atau gelombang bunyi.

Template by:

Free Blog Templates